Bukan
main Shifia bingung pasca insiden itu,
secara tiba-tiba dan tanpa di duga Reza dengan berani mengaku-ngaku bahwa
sebenarnya ialah si biang kerok kejadian itu. Jadilah ia di hukum berdiri di
depan tiang bendera hingga jam istirahat berbunyi. Kontan saja Shifia merasa
tak enak hati pada Reza, ia akhirnya memutuskan untuk ikut menjalani hukuman
berdua bersamanya. Ia rindu masa-masa
itu...
Tangan
mungil Shifia kemudian beranjak membalik halaman selanjutnya pada album.
Terlihat tiga orang gadis yang sedang duduk berjajar rapi, tersenyum sembari
memegang segelas jus yang dibeli dari kantin sekolah. Shifia lalu teringat pada
Marsha dan Tania, si gadis dalam foto. Dulu setiap hari mereka selalu memesan
jus di kedai Bu Minah, keseharian itu membuat ketiganya sangat akrab dengan si
pemilik dagangan hingga sering kali mendapatkan diskon khusus. Ia rindu masa-masa itu...
Halaman
selanjutnya pada album menampilkan foto seorang gadis yang tengah serius
menyimpul sebuah tali rafia. Salah satu ujung diikatkan pada bagian tempat
sabuk seorang laki-laki yang duduk di depannya, sedangkan ujung lain dari tali
diikatkan pada meja. Shifia kembali terbahak mengingat momen itu, Dion –si
laki-laki yang menjadi korban—hampir saja terjungkal ketika bangkit dari tempat
duduknya kala itu. Candy, adalah gadis terjail di kelasnya. Ia rindu masa-masa itu...
Shifia
lalu mengalihkan pandangannya jauh ke arah luar, menembus kaca jendela dalam
kamar. Besok adalah hari di mana ia dan seluruh teman-teman satu sekolahnya
menjalani wisuda kelulusan. Ah, aku
bahkan sudah rindu pada kalian dan masa-masa itu sebelum kita benar-benar
berpisah...
Masa
putih abu-abu akan segera berakhir dalam hitungan jam, akumulasi detik akan
merubah segalanya. Ia akan segera menanggalkan seragam kebesarannya, berganti
status menjadi seorang mahasiswi. Pun demikian halnya dengan teman-temannya,
masing-masing dari mereka pasti telah menetapkan tujuan masing-masing. Mereka
akan beranjak menuju kedewasaan, menyelami arti kehidupan yang sesungguhnya.
Dan yang selanjutnya terjadi adalah tenggelam dalam kehidupan masing-masing,
saling melupakan satu sama lain. Masa SMA hanya akan menjadi titik kecil dari
proses panjang perjalanan kehidupan mereka.
Shifia
menggelengkan kepala memikirkannya. Tidak, ia tidak akan seperti itu. Selamanya
ia tak akan pernah melupakan semua kenangan di bangku SMA, terlalu indah untuk
dibuang begitu saja. Ia juga percaya bahwa teman-temannya juga akan melakukan
hal yang sama dengannya.
Persahabatan bukanlah
mengenai siapa yang datang pertama, bukan pula yang bertahan paling lama,
melainkan mengenai siapa yang datang dan tak akan pernah pergi untuk
selamanya...
(Surabaya, 01 Mei 2012)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar