Kamis, 17 Mei 2012

Haru Biru Masa Putih Abu-Abu



Shifia tersenyum kecil ketika melihat foto dirinya yang tengah tertawa bersama Reza, berdua saling memamerkan gigi mengenakan kaus olahraga sekolah. Ia masih ingat benar, pada hari itu kelas mereka kebagian jadwal melakukan olahraga basket. Shifia yang sama sekali tidak memiliki kemampuan di cabang olahraga itu, berulang kali melakukan kesalahan. Hingga berujung pada masuknya bola basket ke ruang kepala sekolah.
Bukan main Shifia bingung pasca insiden itu, secara tiba-tiba dan tanpa di duga Reza dengan berani mengaku-ngaku bahwa sebenarnya ialah si biang kerok kejadian itu. Jadilah ia di hukum berdiri di depan tiang bendera hingga jam istirahat berbunyi. Kontan saja Shifia merasa tak enak hati pada Reza, ia akhirnya memutuskan untuk ikut menjalani hukuman berdua bersamanya. Ia rindu masa-masa itu...
Tangan mungil Shifia kemudian beranjak membalik halaman selanjutnya pada album. Terlihat tiga orang gadis yang sedang duduk berjajar rapi, tersenyum sembari memegang segelas jus yang dibeli dari kantin sekolah. Shifia lalu teringat pada Marsha dan Tania, si gadis dalam foto. Dulu setiap hari mereka selalu memesan jus di kedai Bu Minah, keseharian itu membuat ketiganya sangat akrab dengan si pemilik dagangan hingga sering kali mendapatkan diskon khusus. Ia rindu masa-masa itu...
Halaman selanjutnya pada album menampilkan foto seorang gadis yang tengah serius menyimpul sebuah tali rafia. Salah satu ujung diikatkan pada bagian tempat sabuk seorang laki-laki yang duduk di depannya, sedangkan ujung lain dari tali diikatkan pada meja. Shifia kembali terbahak mengingat momen itu, Dion –si laki-laki yang menjadi korban—hampir saja terjungkal ketika bangkit dari tempat duduknya kala itu. Candy, adalah gadis terjail di kelasnya. Ia rindu masa-masa itu...
Shifia lalu mengalihkan pandangannya jauh ke arah luar, menembus kaca jendela dalam kamar. Besok adalah hari di mana ia dan seluruh teman-teman satu sekolahnya menjalani wisuda kelulusan. Ah, aku bahkan sudah rindu pada kalian dan masa-masa itu sebelum kita benar-benar berpisah...
Masa putih abu-abu akan segera berakhir dalam hitungan jam, akumulasi detik akan merubah segalanya. Ia akan segera menanggalkan seragam kebesarannya, berganti status menjadi seorang mahasiswi. Pun demikian halnya dengan teman-temannya, masing-masing dari mereka pasti telah menetapkan tujuan masing-masing. Mereka akan beranjak menuju kedewasaan, menyelami arti kehidupan yang sesungguhnya. Dan yang selanjutnya terjadi adalah tenggelam dalam kehidupan masing-masing, saling melupakan satu sama lain. Masa SMA hanya akan menjadi titik kecil dari proses panjang perjalanan kehidupan mereka.
Shifia menggelengkan kepala memikirkannya. Tidak, ia tidak akan seperti itu. Selamanya ia tak akan pernah melupakan semua kenangan di bangku SMA, terlalu indah untuk dibuang begitu saja. Ia juga percaya bahwa teman-temannya juga akan melakukan hal yang sama dengannya.
Persahabatan bukanlah mengenai siapa yang datang pertama, bukan pula yang bertahan paling lama, melainkan mengenai siapa yang datang dan tak akan pernah pergi untuk selamanya...

Herlia Putri,
(Surabaya, 01 Mei 2012)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar